Nama : Endah Jumas Priyono
NIM : A1C111044
PERTANYAAN
NIM : A1C111044
PERTANYAAN
1. Asam karboksilat dapat
ditransformasi menjadi beberapa turunan. Buatlah skema reaksi perubahan dari
suatu ester menjadi amida selanjutnya target akhirnya adalah benzoil khlorida.
2. Temukan manfaat dari
benzoil khlorida, jelaskan bagaimana mekanisme senyawa benzoil khlorida
berperan.
3. Bila benzoil khlorida
dikonversi menjadi asam benzoat. Buatlah tiga contoh turunan asam benzoat
sebagai model, kemudian jelaskan pengaruh efek resonansi terhadap kekuatan tiga
jenis asam benzoat yang anda modelkan.
4. Usulkan turunan asam
benzoat yang anda gunakan pada soal no.3 dapat dibiodegradasi oleh suatu
mikroorganisme, bagaimana hasil akhir penguraiannya?
1. konversi ester menjadi amida dengan bantuan eter.
Konversi
atau perubahan bentuk dari ester menjadi amida, atau biasa yang disebut dengan
Amonolisis Ester. Disini yang direaksikan untuk menjadi senyawa esternya adalah
metil benzoat. Pada reaksi ini, metil benzoat direaksikan dengan NH3
membentuk Benzamida (amida) dan metanol dengan bantuan Eter.
Mekanisme reaksinya
sama seperti reaksi penyabunan (saponifikasi). Dimulai dengan Pasangan elektron
bebas pada nitrogen amonia yang menyerang nukleofilik pada gugus karbonil
ester.
Mekanisme Reaksi metil benzoat (ester) dengan amonia menghasilkan benzamida (amida) dan metanol :
Tahap selanjutnya
yaitu mengubah atau mengkonversi dari benzamida (amida) menjadi asam benzoat
dengan bantuan air (H2O)
Tahap akhir yaitu
mengubah atau mengkonversi dari asam benzoat menjadi benzoil klorida. Disini konversi menjadi benzoil klorida, asam
benzoat direaksikan dengan Tionil klorida
2. Terdapat beberapa manfaat dari Benzoil klorida yang ditemukan, yaitu Benzoil klorida banyak dimanfaatkan pada bidang industri, seperti industri kimia, industri farmasi, pertanian, dan lain-lain. Misalnya penggunaan Benzoil klorida digunakan dalam pembuatan obat-obatan, peroksida, dan pewarna. Selain itu benzoil klorida juga dimanfaatkan untuk pembuatan parfum, resin, dan produksi pestisida pada bidang pertanian. Benzoil klorida juga digunakan sebagai gas air mata (lakrimator) karena baunya yang mengiritasi, kemudian digunakan untuk menghasilkan suatu ester.
Mekanismenya:
Mekanisme reaksi yang dijadikan contoh
disini adalah ketika benzoil klorida digunakan di laboratorium untuk
menghasilkan senyawa ester. Benzoil klorida bereaksi dengan alkohol
menghasilkan ester.
Disini benzoil klorida bersifat kurang
reaktif bila dibandingkan dengan senyawa asil klorida lainnya, direaksikan
dengan alkohol, dimana alkohol yang digunakan disini adalah metanol dan
direaksikan pada suhu kamar. Ester yang terbentuk dari hasil reaksi ini adalah
metil benzoat dan senyawa lain yaitu asam klorida (HCl).
Disini dapat dilihat dalam pembentukan ester, cara yang digunakan adalah dari suatu asam klorida direaksikan dengan suatu alkohol. Cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mendapatkan ester.
3. konversi benzoil
klorida menjadi asam benzoat.
Berdasarkan literatur
yang saya baca, suatu benzoil klorida dapat di ubah menjadi asam benzoat dengan
penambahan air, atau yang biasa disebut dengan hidrolisis. Disini benzoil
klorida cepat dihidrolisis dengan air, dan yang dihasilkan adalah asam benzoat dengan asam klorida (HCl)
Adapun turunan dari
Asam benzoat itu sendiri yaitu:
Ø Asam
Asetilsalisilat (Aspirin)
Ø Asam
tereftalat
Ø Metil
salisilat
Efek
resonansi yang terjadi pada masing-masing senyawa tersebut yaitu:
a.
Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
Asam
asetilsalisilat atau yang biasa disebut dengan aspirin adalah salah satu obat
pereda nyeri yang paling banyak digunakan di dunia.
Aspirin
didapat dari hasil sintesis asam salisilat dengan anhidrida asam. Disini terdapat
mekanisme resonansi dari aspirin tersebut. Dari efek resonansi tersebut,
aspirin bersifat lebih asam dari asam benzoat. Selain itu diketahui pKa untuk
aspirin adalah 3,5 sedangkan pKa untuk asam benzoat adalah 4,2. Dapat dilihat
dari pKa nya, asam asetilsalisilat atau aspirin jauh lebih asam dibandingkan
dengan asam benzoat. Sehingga menurut saya adanya stabilisasi dari resonansi
tersebut menyebabkan keasaman dari aspirin lebih tinggi dari asam benzoat.
Sintesis Aspirin dari asam salisilat:
kemudian mekanisme resonansi pada aspirin:
b.
Asam tereftalat
Asam
tereftalat merupakan salah satu turunan dari asam benzoat yang memiliki rumus
molekul C6H4(COOH)2.
Menurut
saya Efek resonansi pada asam tereftalat membuat asam tereftalat itu sendiri
lebih stabil atau mengalami stabilisasi. Adanya stabilisasi ini membuat asam
tereftalat banyak menghasilkan H+
sehingga bersifat lebih asam. Asam tereftalat bersifat lebih asam dibandingkan
dengan asam benzoat. Disini diketahui penarik elektron substituen meningkatkan
keasaman dengan menstabilkan basa konjugasinya, sehingga asam tereftalat akan
lebih asam dari asam benzoat.
Maka
efek resonansi pada asam tereftalat menyebabkan asam tersebut lebih asam dari
asam benzoat.
Asam tereftalat:
c.
Asam metil salisilat
Asam
metil salisilat atau yang biasa disebut dengan metil salisilat saja merupakan
komponen utama obat gosok atau minyak angin.
Menurut
saya, dalam resonansi metil salisilat ini, metil salisilat menggantikan
hidrogen asam karboksilat dengan gugus metil –CH3, dan yang
dihasilkan adalah senyawa yang relatif tidak aktif. Nah, dikatakan bahwa metil
salisilat relatif tidak aktif, maka dapat disimpulkan bahwa metil salisilat merupakan
senyawa yang cukup stabil, akibat adanya resonansi, sehingga menyebabkan
keasamannya pun juga lebih tinggi dari asam benzoat.
Struktur Metil salisilat:
4. Biodegradasi asam tereftalat
Dari ketiga turunan asam benzoat di
atas, saya memilih asam tereftalat sebagai model untuk biodegaradsi.
Diketahui asam tereftalat merupakan
bahan baku utama untuk produksi serat polyester, selain itu asam tereftalat
juga digunakan untuk bahan perekat, pewarna, dan pembungkus plastik dalam suatu
industri. Karena kegunaannya tersebut sebagai bahan baku plastik, dimana plastik
merupakan salah satu limbah yang paling banyak di dunia dan tidak dapat
sepenuhnya terurai oleh proses alam, maka harus dilakukan suatu biodegradasi
agar limbah-limbah dari plastik tersebut dapat habis, atau terurai dengan
sempurna.
Dalam proses biodegaradasi asam
tereftalat ini, digunakan suatu mikroorganisme Pseudomonas. Sp. Mikroorganisme ini diketahui dapat menurunkan regangan
pada asam tereftalat. Pseudomonas. Sp. Ini dipelihara atau dibudidayakan dalam
laboratorium selama 24 jam dengan bantuan berbagai sumber nitrogen untuk
dipersiapkan dalam proses biodegradasi. Penggunaan sumber nitrogen ini dapat
memudahkan Pseudomonas. Sp. Dalam mendegradasi
asam tereftalat. Sumber nitrogen yang digunakan disini adalah urea. Ketika urea
digunakan sebagai sumber nitrogen, konsentarsi sel nya menjadi rendah, tetapi
aktivitas katalis sel menjadi tinggi. Asam tereftalat yang terdegradasi dengan
urea ini mencapai 91,3 %. Dapat dilihat bahwa persentase mendegradasinya sudah
mendekati sempurna, walaupun belum seluruhnya. Maka, dapat dikatakan bahwa urea
adalah sumber nitrogen yang cukup baik yang digunakan dalam proses biodegradasi
asam tereftalat.
Pengaruh adanya urea pada Pseudomonas.sp. adalah konsentrasi
dari urea itu sendiri dan dapat meningkatkan laju degradasi. Semakin tinggi
konsentrasi urea yang digunakan, maka semakin baik pula laju degradasi yang
terjadi.
Maka dapat disimpullkan bahwa dengan bantuan mikroorganisme Pseudomonas.sp dan bantuan sumber nitrogen seperti urea, asam tereftalat yang terdapat didalam limbah-limbah polastik dapat di degradasi hampir seluruhnya.
Maka dapat disimpullkan bahwa dengan bantuan mikroorganisme Pseudomonas.sp dan bantuan sumber nitrogen seperti urea, asam tereftalat yang terdapat didalam limbah-limbah polastik dapat di degradasi hampir seluruhnya.